"Akhir tahun ini sudah akan selesai bangunannya, paling lambat awal tahun depan," ujar Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, Tjandra Y Aditama, kepada pers di Jakarta, Rabu.
Pemerintah menyumbangkan dana sebesar 2,1 juta dolar AS untuk pembangunan pusat jantung tersebut dan ditambah dengan dana lain dari Islamic Development Bank (IDB).
Tjandra menyebut pembangunan pusat jantung Indonesia di Rumah Sakit al Shifa di Gaza itu adalah sebagai bentuk bantuan antar pemerintah terhadap negara tersebut.
Untuk pembangunannya, Pemerintah Palestina mewakafkan tanah seluas 16.261 meter persegi untuk dibangun gedung yang diperkirakan akan menelan biaya sekitar Rp10 miliar.
RS tersebut akan dibangun enam lantai dan dua lantai di antaranya di bagian sayap merupakan Indonesian Cardiac Center. "Akan ada nama atau plakat Indonesia di Cardiac Center di Al Shifa Hospital ini," kata Aditama.
Ia menyebut pembangunan rumah sakit itu menjadi pembahasan utama pertemuan antara Menteri Kesehatan, Endang R Sedyaningsih, dengan Presiden Islamic Development Bank dan Konsulat Indonesia di Jeddah ketika menghadiri menghadiri Pertemuan Panitia Pengarah bidang Kesehatan dari negara Organisasi Konperensi Islam-OKI tanggal 31 Januari-1 Februari di Jeddah, Arab Saudi.
Pemerintah sebelumnya telah menunjuk Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta, sebagai pusat pelatihan dan operasional Pusat Jantung Indonesia di Gaza.
Dipilihnya RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita itu disebabkan oleh reputasinya yang sudah dikenal dunia internasional, tidak hanya untuk kawasan Asia Pasifik tapi juga di kawasan Timur Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar