Jumat, 08 Juni 2012

Rijsttafel – Budaya Menikmati Makanan Indonesia

Rijsttafel (dibaca "rèisttafel")? Apa sih itu? Pertama kali saya mendengar kata itu pun, saya cukup bingung. Percaya atau tidak, Rijsttafel ternyata adalah salah satu budaya perjamuan makan Indonesia yang cukup unik.

Rijsttafel   berasal dari bahasa Belanda secara etimologi: rijst berasal dari bahasa Perancis kuno ris; berarti beras, sedangkan tafel dalam bahasa Belanda berasal dari Latin tabula; berarti table atau meja jadi  artinya “RiceTable”.  merupakan cara penyajian makanan berseri dengan menu dari berbagai daerah di Nusantara yang berkembang dari kolonial Hindia Belanda yang mengadopsi kebiasaan makan menggunakan menu utama dengan nasi. Cara penyajian ini populer di kalangan masyarakat Eropa-Indonesia, namun tetap digemari di Belanda dan dihidupkan lagi di Indonesia pada masa kini.
Pengertian Rijsttafel menurut 
  • wiktionary.org : A large meal originating in Colonial Indonesia composed of many different dishes with rice as the main ingredient; several side-dishes such as krupukacar and serundeng are served to make it a "rijsttafel".
  • merriam-webster.com/dictionary : an Indonesian meal consisting of rice and a variety of accompanying dishes (as meat, seafood, and vegetables)
  • encyclopeadia britannica : ( Dutch: “rice table”) an elaborate meal of Indonesian dishes developed during the Dutch colonial era. Because of its political overtones, the rijsttafel is seldom served today in Indonesia, but it is popular in the Netherlands and at both Dutch and Indonesian restaurants abroad.  In essence the rijsttafel consists of rice and foods to accompany it: curried meats, fish, chicken, vegetables, fruits, relishes, pickles, sauces, condiments, nuts, eggs, and so on. The diner is served a plate of rice and chooses from among the side dishes to achieve a balance of salty, spicy, sweet, and sour accompaniments. A rijsttafel of 40 dishes was not uncommon, the meal sometimes taking three to four hours to consume.
Rijsttafel pada dasarnya adalah konsep penyajian makanan lengkap ala restoran di Eropa, yang diawali dengan makanan pembuka (appetizer), lalu makanan utama, dan diakhiri dengan makanan penutup. Titik berat ditujukan pada cara penyajian dan kemeriahan. Dalam rijsttafel, makanan yang disajikan bukanlah masakan Eropa melainkan masakan Nusantara, masakan "hibrida" barat dan Nusantara, serta —sebagian kecil— menu Barat. Yang terakhir ini biasanya yang berkaitan dengan menu beralkohol, seperti anggur atau gin.
Menu yang disajikan dengan cara ini bervariasi, tergantung selera. Menu standar biasanya melibatkan Nasi goreng, Lumpia, Sate, Gado-gado, Nasi Kuning, Rendang,  Rendang, Opor ayam, Sate dan Pisang Goreng, dilengkapi dengan kerupuk dan sambal.Saya tidak menemukan informasi tentang kapan budaya Rijsttafel mulai dikembangkan, tapi sudah pasti tradisi ini dimulai di jaman kolonial. Kata Rijsttafel menurut merriam-webster.dictionary dikenal pertama kali tahun 1889. 
Embrio rijsttafel ini diperkirakan muncul sejak awal abad ke-19. pada masa tersebut orang-orang Belanda yang tinggal di Indonesia umumnya adalah para pria yang hidup sendiri di negeri koloninya tanpa istri dan anak-anak mereka. Kondisi ini jelas menyulitkan kehidupan biologis mereka, salah satunya adalah dalam hal makan sehari-hari. Di negeri jajahannya, sulit bagi mereka untuk menemukan makanan Eropa. Hal ini disebabkan, selain tidak adanya kaum wanita Eropa yang biasa mengurus hidupnya, juga disebabkan sulitnya menemukan bahan-bahan makanan Eropa tersebut. Jarak tempuh pelayaran laut yang memakan waktu berbulan-bulan lamanya serta belum ditemukannya teknologi pengawetan bahan makanan sebelum tahun 1870, membuat bahan makanan Eropa begitu langka adanya; sekalipun ada umumnya sangat mahal sekali. Dalam mengatasi permasalahan ini, maka mereka mengawini wanita-wanita pribumi yang masa itu dikenal dengan penamaan “nyai-nyai” untuk mengurus hidup mereka. Di tangan para nyai inilah, pria-pria Belanda tersebut terbiasakan untuk makan nasi berikut hidangan lokal pribumi.
1292904199924688894
Cover Buku Memasak Onze Rijsttafel karya E.W.K. Steinmetz
Barulah pada paruh kedua abad ke-19, terutama sejak tahun 1870 ketika bertambah besarnya arus kedatangan bangsa Eropa akibat pembukaan Terusan Suez pada 1869, turut mengubah kehidupan sosial budaya di Hindia Belanda. Terjadi perkumpulan kembali (samenleving) antarsanak famili di kalangan orang-orang Belanda. Hal ini membuat suatu perubahan besar bagi kehidupan mereka di negeri jajahan, khususnya dalam hal kebiasaan makan. Mereka pun menjadi lebih sering untuk makan makanan Belanda. Namun kebiasaan makan nasi justru tidak mereka hilangkan, malah orang-orang Belanda mengangkatnya menjadi lebih spesial dalam tradisi makan yang dinamakan mereka rijsttafel itu.
Selain di rumah, sarana seperti hotel, restoran, pasanggrahan, dan societeit(tempat perkumpulan) yang makin menjamur pada akhir abad 19 menjadi tempat-tempat utama dilangsungkannya rijsttafel. Satu hal yang patut digarisbawahi daririjsttafel di sini adalah kemasyhuran serta keeksotisannya, sehingga membuat para turis yang berkunjung ke Hindia Belanda penasaran untuk menikmatinya.
Bayangkan saja, untuk melayani para tamu di tempat-tempat tersebut di atas membutuhkan tenaga pelayan pribumi yang berjumlah rata-rata 30 hingga 40 orang dengan memakai pakaian ala Jawa berpadu Eropa. Mereka bertugas membawa sekitar 40 hingga 60 jenis masakan.
Komposisi hidangan biasanya terdiri atas: nasi, sayur-sayuran (seperti sayur lodeh, sayur asem, dan sup); hidangan pelengkap (seperti daging, ikan, telur, sambal-sambalan dan acar); kerupuk, pisang goreng hingga buah-buahan. Hidangan lebih didominasi oleh citarasa pribumi (utamanya dari Pulau Jawa). Meski begitu, dalam perkembangannya variasi makanan pun bertambah, seperti dari kuliner China maupun Belanda sendiri.
Hotel terkemuka seperti Des Indes di Batavia serta Savoy Homan dan Beau Sejour (Lembang) di Bandung, tercatat adalah contoh hotel yang menyediakan menu dan pelayanan ala rijsttafel. Memang di rumah-rumah orang Belanda yang kemudian menulari gaya hidup orang pribumi dan orang China yang kaya, tradisi rijsttafel adakalanya dilakukan, namun dalam skala pelayanan dan hidangan lebih kecil dan sederhana.
12929031441662465169
Rijsttafel di Hotel Savoy Homann, Bandung ca. 1930
Akhirnya pada dasawarsa tahun 1940-an, tradisi makan rijsttafel mulai menyusut seiring berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda yang digantikan kekuasaan militer Jepang di Indonesia. Semakin meningkatnya semangat nasionalisme membuat banyak orang Indonesia masa 1942 menolak kebudayaan dan kebiasaan orang-orang Belanda, termasuk salah satu diantaranya adalah rijsttafel. Meski begitu, tanpa disadari banyak unsur budaya makannya yang memberikan warisan bagi kuliner Indonesia. Bukan hanya makanan berupa perkedel (dari frikadel), semur (smoor), dan suar-suir ayam (zwartzuur) saja, namun pengubah-suaian tradisi makan ini kemudian dapat dilihat dari prasmanan sebagai gaya penyajian yang dipakai masyarakat Indonesia masa sekarang.

Jadi rijsttafel adalah suatu pesta atau perjamuan dimana para pengunjung disajikan antara 10 sampai 40 jenis makanan. Tentunya, seperti yang anda bayangkan, semua hidangan yang disajikan akan disertai dengan nasi sebagai makanan tengah.
Menu makanan popular yang disajikan yang paling unik dari Rijsttafel adalah berbagai macam daerah di Nusantara yang direpresentasikan olah sajian makanan tersebut. Segala rasa dan tekstur di lidah yang anda pernah coba: pedas, manis, asam, asin, garing, lunak, dan kenyal  akan dapat ditemukan di hidangan yang termasuk daging, sayur, dan buah-buahan. Dari sejarahnya sendiri, koloni Belanda menciptakan Rijsttafel untuk merayakan khas makanan Indonesia yang berasal dari berbagai macam etnik dan budaya dengan menggunakan bumbu-bumbu masakan yang unik dan terkadang sangat susah dicari di luar Indonesia.
Satu hal yang baru juga saya sadari adalah budaya bangsa kita yang menjunjung tinggi makanan khas negeri kita sendiri. Dengan persiapan yang terkadang cukup ribet berserta begitu banyaknya masakan Indonesia yang lezat, pantaslah kalau orang Indonesia di luar negeri pasti menjawab makanan jika ditanya apa yang paling dia rindukan dari Indonesia. Rijsttafel tentunya merupakan acara yang bagus sekali untuk melepas kangen ataupun untuk memperkenalkan makanan Indonesia ke sobat-sobat kita yang bukan dari Tanah Air.
Jika anda berada di luar negeri dan ingin mencoba Rijsttafel? Pergilah ke acara-acara formal atau yang berbau kebudayaan Indonesia. Siapa tahu anda akan mendapatkan hidangan ala Rijsttafel. Datanglah dengan perut kosong. Akan dijamin anda pulang dengan perut yang kenyang dan hati yang berbahagia.

Bukti Al - Quran Bukan Buatan Manusia



Al-Quran adalah kalam Allah yang merupakan sebuah Mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi akhir jaman Muhammad . Tidak ada yang menandingi keindahan bahasa Al-Quran dan keindahan ketika kita melantunkan Al-Quran. Banyak orang yang hatinya tergetar jika di bacakan ayat-ayat Al-Quran, sehingga kemudian dia mendapatkan risalah kebenaran. Al-Quran adalah satu-satunya kitab yang terjaga keasliannya walau telah diturunkan 14 abad yang lalu akan tetapi tetap terjaga dalam satu Bahasa dan satu huruf yang terangkai didalamnya.

Banyak usaha-usaha yang di lakukan oleh orang-orang kafir untuk memalsukan Al-Quran, namun usaha itu selalu kandas dan sia-sia. Al-Quran yang berjumlah 30 juz, 112 surat, 6666 ayat dan 51.900 kata itu dengan mudah di hafalkan oleh orang-orang yang beriman dan mempunyai hati yang bersih.

Al-Quran adalah sumber ilmu yang tidak pernah ketinggalan zaman bahkan selalu mendahului zaman, karena kebenarannya baru terbukti ketika zaman sudah mampu menciptakan tekhnologi mulai dari ilmu matetamtika, Biologi, kedokteran,fisika,kimia,bahasa, sejarah dll, segala ilmu telah terbukti sebelum ditemukan alquran telah menafsirkan dan menuliskannya. Keajaiban lain dari Al-Quran yang tak kalah mencengangkan adalah bahwa Al-Quran ternyata tersusun menurut perhitungan Matematis yang sangat teliti dan sangat cerdas !!
Berikut ini sejumlah perhitungan yang benar-benar merupakan mukjizat.

Kata “Yaum” (hari) dalam bentuk tunggal disebutkan sebanyak 365 kali, yang sama jumlahnya dengan jumlah hari pada tahun Syamsyiyyah
Kata “Yaum” (hari) dalam bentuk jamak sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan
Kata “Syahr” (Bulan) sebanyak 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam satu tahun.
Kata “Sab’u (minggu) disebutkan 7 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu minggu
Jumlah “Saah” (jam) yang didahului dengan “Harf” sebanyak 24 kali, sama dengan jumlah jam dalam satu hari
Kata “Sujud” disebutkan 34 kali, sama dengan jumlah rakaat dalam sholat 5 waktu
Kata “Shalawat” disebutkan 5 kali, sama dengan jumah sholat wajib sehari semalam
Kata “Aqimu” yang diikuti kata “Shalat” Sebanyak 17 kali, sama dengan jumlah rakaat shalat fardhu.
Kata “al-Dunya” disebutkan sebanyak 115 kali, begitu juga kata “al-Akhirah” sebanyak 115 kali
Kata “ al-Israf” disebutkan 23 kali, begitu juga kata kebalikannya “al-Sur’ah”
Kata “Malaikat” disebutkan 88 kali, kata kebalikannya “al-Syayathin” juga 88 kali
Kata “al-Sulthan” disebutkan 37 kali, kata kebalikannya “al-Nifaq” juga 37 kali
Kata “Harb” (panas) sebanyak 4 kali, kebalikannya “al-Bard” (dingin) juga 4 kali
Kata “al-Harb” (perang) sebanyak 6 kali, kebalikannya “al-Husra” (tawanan) 6 kali
Kata “al-Hayat” (Hidup) sebanyak 145 kali, kebalikannya “al-Maut” (mati) 145 kali
Kata “Qalu” (mereka mengatakan) sebanyak 332 kali, kebalikannya “Qul” (katakanlah) juga sebanyak 332 kali
Kata “al-Sayyiat” (keburukan) yang menjadi kebalikannya kata “al-Shahihat” (Kebajikan) masing-masing 180 kali
Kata “al-Rahbah” (cemas/takut) yang menjadi kebalikan kata “al-Ragbah” (harap/ingin) masing-masing 8 kali
Kata “al-Naf’u” yang menjadi kebalikan kata “al-Fasad” masing-masing 50 kali
Kata “al-Nas” yang menjadi kebalikan kata “al-Rusul” masing-masing 368 kali
Kata “al-Asbath” yang menjadi kebalikan kata “al-Awariyun” masing-masing 5 kali
Kata “al-Jahr” yang menjadi kebalikan kata “al-Alaniyah” masing-masing 16 kali.Masih banyak lagi, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu
Sekarang lakukan perhitungan sebagai berikut :

Dengan mencari persentase jumlah kata “bahr” (lautan) terhadap total jumlah kata (bahr dan barr ) kita dapatkan : (32/45) x 100 % = 71.1111111%
Dengan mencari persentase jumlah kata “barr (daratan) terhadap total jumlah kata (bahr dan barr) kita dapatkan : (13/45) x 100 % = 28.888888889 %Kita akan mendapatkan bahwa Allah SWT. Dalam Al-Quran pada 14 abad yang lalu menyatakan bahwa persentase air di bumi adalah 71.11111111 %, dan persentase daratan adalah 28.8888888889, dan ini adalah rasio yang riil dari air dan daratan.
Itulah sebagian kecil keajaiban dan kemukjizatan Al-Quran. Keajaiaban yang lain merupakan misteri yang akan insyaAllah akan dipecahkan oleh orang-orang yang berilmu.

Seorang ahli biokimia berkebangsaan Amerika keturuna Mesir dan seorang ilmuwan Muslim, Dr. Rashad Khalifa, adalah orang yang pertama yang menemukan sistem matematika pada desain Al-Quran. Dia memulai meneliti komposisi Matematik dari Al-Quran pada tahun 1968, dan memasukka Al-Quran ke dalam sistem computer pada tahun 1969 dan 1970, yang diteruskan dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris pada awal 70-an. Dia tertantang untuk memperoleh jawaban dalam menjelaskan inisial pada beberapa surah dalam Al-Quran (seperti Alif Lam Mim) yang sering diberi penjelasan “hanya Allah yang mengetahui maknanya”. Dengan tantangan ini, dia memulai riset secara mendalam pada inisial-inisial tersebut setelah memasukkan teks Al-Quran ke dalam sistem computer, dengan tujuan utama mencari pola matematis yang mungkin akan menjelaskan pentingnya inisial-inisial tersebut. Setelah beberapa tahun melakukan riset, Dr. Khalifa mempublikasikan temuan-temuan pertamanya dalam sebuah buku berjudul “MIRACLE OF THE QURAN : Significance of the Mysterious Alphabet” pada Oktober 1973., bertepatan dengan Ramadhan 1393
Sementara itu Angka yang sering keluar daalam alquran adalah angka 19
Dalam Al Qur’an. Keistimewaan angka 19 di dalam Al Qur’an ini, di antaranya:
1. Kata bismillahirrahmanirrahim, yang merupakan kata pembuka dari surah Al Qur’an terdiri dari 19 huruf.
2. Paket wahyu pertama (QS. Al Alaq (96) ayat 1—5), diturunkan sebanyak 76 huruf atau 19 x 4.
3. Ayat pertama kali turun, (QS. Al Alaq ayat 1), terdiri dari 19 huruf.
4. Jumlah surah Al Qur’an ada 114 atau 19 x 6.

Angka 19 inilah yang menjadi alat kontrol huruf di dalam Al Qur’an, sehingga Al Qur’an terpelihara dari perubahan yang dilakukan oleh orang tak bertanggung jawab. Tidak akan pernah sedikitpun meleset dari hitung-hitungan, anda bisa bandingkan dengan kitab suci lain. perhatikan bagaimana Angka 19 dalam mengontrol Al Qur’an:

Surah ke-68, yang diawali huruf nun. Jumlah nun dalam surah tersebut 133 atau 19 x 7.
Surah ke-36, yang diawali huruf ya sin, memiliki huruf ya sebanyak 237 dan huruf sin 48. Bila dijumlahkan mejadi 285 atau 19 x 15.
Surat ke-13, yang diawali huruf alif lam mim ra’, di mana jumlah alif = 605, lam = 480, mim = 260 dan ra’ = 137, total keempat huruf tersebut 1482 atau 19 x 78.
Sebagian besar ahli tafsir menafsirkan 19 sebagai jumlah malaikat. Menurut Dr. Rashad Khalifa, menafsirkan bilangan 19 sebagai jumlah malaikat adalah tidak tepat. Bagaimana mungkin jumlah malaikat dapat dijadikan untuk cobaan bagi orang-orang kafir (QS. Al Muddassir ayat 30—31).

“Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). Dan Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat, dan Kami menentukan bilangan mereka itu hanya sebagai cobaan bagi orang-orang kafir, agar orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin, agar orang yang beriman bertambah imannya, agar orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu, dan agar orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (berkata), ‘Apakah yang dikehendaki Allah dengan (bilangan) ini sebagai suatu perumpamaan?’ Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki. Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri. dan Saqar itu tidak lain hanyalah peringatan kepada manusia.”

Selain penjelasan di atas, dalam beberapa kejadian di alam ini dan juga dalam kehidupan kita sehari-hari, ada yang mengacu kepada bilangan 19, di antaranya sebagai berikut:

Bumi, matahari dan bulan berada pada posisi yang relatif sama setiap 19 tahun.
Komet Halley mengunjungi sistem tata surya kita pada setiap 76 tahun (19 x 4).
Tubuh manusia memiliki 209 tulang atau 19 x 11.Selain berhubungan dengan kejadian di alam, bilangan 19 juga berkaitan dengan ibadah umat Islam, seperti:
Sholat, jumlah rakaat pada shalat Subuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya’ masing-masing adalah 2, 4, 4, 3, dan 4 rakaat. Jika jumlah rakaat tersebut disusun menjadi sebuah angka 24434 merupakan bilangan kelipatan 19 atau 19 x 1286.

Di abad modern pun banyak orang-orang yang memang ingin mengubah isi alqur’an akan tetapi sampai detik ini alquran masih asli dari pertama diturunkan karena alquran adalah tuntunan dan mukjizat terbesar yang di ciptakan Allah kepada Umat Muhammad Umat akhir jaman!


Sumber:http://www.detikpertama.com/2011/10/bukti-al-quran-bukan-buatan-manusia.html

Senin, 04 Juni 2012

Jalan Braga, Dulu Karrenweg


jlbraga1Nederlandsindie.com – Sampai 1882 nama jalan ini adalah Karrenweg (jalan gerobak), merujuk pada gerobak-gerobak kerbau yang membawa sayur-mayur dan kopi dari desa-desa sekitarnya.
Gerobak-gerobak kerbau tersebut banyak berjejer di jalan yang saat itu selalu becek, untuk menyetor sayur-mayur dan kopi di gudang-gudang pengepakan kopi (koffiepakhuis) di sepanjang jalan itu. Karena banyaknya gerobak-gerobak kerbau itulah orang Belanda terbiasa menyebut Karrenweg (karren = gerobak-gerobak, weg = jalan). Sebagian orang Belanda yang menguasai bahasa Melayu menyebutnya Pedatiweg.
Jalan tersebut merupakan salah satu jalan tertua di Bandoeng, kedua sisinya banyak rumah-rumah dengan arsitektur gaya Belanda.
Awal abad 20 dimulailah modernisasi. Gemeentebestuur (pemerintah kotapraja) Bandoeng mengeluarkan aturan bahwa setiap rumah dan toko di jalan itu harus didisain dalam gaya Barat termoderen era saat itu.
Jadilah Bragaweg (Jalan Braga), dengan pertokoan bergaya Eropa paling moderen di seluruh Nederlands-Indië. Bukan hanya itu, toko-toko di sana saat itu juga menyediakan produk-produk impor bermerk dari luarnegeri sangat berlimpah. Di jalan itu terdapat antara lain distributor Chrysler, Plymouth dan Renault. Toko juwelier (perhiasan) dengan arloji bermerk, rumah mode, toko buku, dan restauran.
Semuanya selera kelas tinggi di masa kolonial saat itu. Di situlah para pengusaha perkebunan yang umumnya tinggal di luar kota Bandoeng turun belanja. Juga para ningrat dan bangsawan Soenda yang kaya.
Di sisi jalan itu juga berdiri bangunan-bangunan karya arsitek R.A. de Waal, Benink, Brinkman, Gmelig Meyling, Bel-Kok, Piso dan Schoemaker Bersaudara (Wolff Schoemaker dan Richard Schoemaker).
Pada beberapa sisi muka bangunan itu karya Schoemakers mudah dikenali dengan ciri khas Kalakop. Masa lalu yang elegan itu hingga kini masih unjuk gigi di beberapa bagian.
Namun Jalan Braga bukan lagi pusat pertokoan utama di Bandoeng. Kini jalan ini tidak terlalu ramai, dengan toko-toko buku dan pertokoan kecil di kedua sisinya. Di kedua ujungnya ada restauran dan tempat hiburan yang agak kurang terawat. (ni/Instituut voor Nederlandse Geschiedenis en Onderwijsbank)






Hetty K Endang - Jalan Braga




Jalan braga jalan intelek
tidak boleh masuk keretek
becak roda bemo honda jalana muter
ber datang ti kaler har kaburu lier

Jalan braga mobil plat beureum
perhiasan emasna reunceum
tahan harga jaga gengsi meuli tarasi
duh kukulilingan har teu beubeunangan

Jalan braga tempat shoping jalma gede
soal harga itumah soal sepele
komo amin rais pamer mode nu gareulis
dulak dilak ucad aceud nu nenjokeun panas tiris

Jalan braga tetep teu robah
teu galider tahan sajarah
gunta ganti heunteu niru cara nu sejen
tuh jalan nu paten hey jalan konsekwen

Jalan braga heurin ka gigir
satengahna beak ku parkir
pareung macet lalu lintas
hese rek mundur, duh baeud nu ngatur, keun wayahna sabar

Jalan baraga jadi jalan kelas hiji
jadi catur pangimpian urang sisi
usuk perundangan urat nadi kota kembang
pageuh kuat jalan braga ngarojong ka balarea

(suling)...[Upload by: Www.LieZMaya.Web.ID & Www.LirikSunda.BlogSpot.Com ]

Jalan braga tetep teu robah
teu galider tahan sajarah
gunta ganti heunteu niru cara nu sejen
tuh jalan nu paten hey jalan konsekwen

Jalan braga heurin ka gigir
satengahna beak ku parkir
pareung macet lalu lintas
hese rek mundur, duh baeud nu ngatur, keun wayahna sabar

Jalan baraga jadi jalan kelas hiji
jadi catur pangimpian urang sisi
usuk perundangan urat nadi kota kembang
pageuh kuat jalan braga ngarojong ka balarea.


sumber : http://liriksunda.blogspot.com/2009/04/hetty-k-endang-jalan-braga.html